Pengelolaan sampah di Desa Sutawinangun mengalami transformasi signifikan berkat upaya yang dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sutawinangun Berseri. Sebelumnya, sampah yang dihasilkan oleh warga desa diangkut dari rumah-rumah mereka menuju Tempat Penampungan Sampah (TPS), dan kemudian dilanjutkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) oleh Dinas Lingkungan Hidup. Namun, seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat dan komitmen KSM Sutawinangun Berseri, sebuah solusi baru diperkenalkan untuk mengurangi ketergantungan pada TPA.
Dengan memanfaatkan mesin pengelola sampah yang ada di TPS, KSM Sutawinangun Berseri kini berusaha untuk mengelola sampah secara maksimal di tingkat TPS. Inovasi ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA dan mengolahnya menjadi bahan yang lebih berguna. Sampah organik yang dihasilkan diproses menjadi kompos, yang bisa dimanfaatkan oleh petani setempat. Sementara itu, sampah anorganik dipilah dan diproses untuk didaur ulang, mengurangi beban sampah yang menuju TPA.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif KSM Sutawinangun Berseri dalam meningkatkan kapasitas teknis pengelolaan sampah. Mereka mengoptimalkan penggunaan mesin pengolah sampah, yang sebelumnya hanya digunakan secara terbatas, untuk memproses sampah dalam jumlah besar. Dengan cara ini, TPS di Desa Sutawinangun tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempat penampungan sementara, tetapi menjadi pusat pengolahan sampah yang efektif dan efisien.
Selain itu, KSM Sutawinangun Berseri terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah, serta cara-cara sederhana untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai. Melalui sosialisasi dan pelatihan rutin, masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Upaya ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, terutama pemerintah desa dan Dinas Lingkungan Hidup, yang melihat pengelolaan sampah di Desa Sutawinangun kini lebih mandiri dan berkelanjutan. Dengan adanya pengelolaan sampah yang lebih baik, Desa Sutawinangun kini menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam hal pengelolaan sampah yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat dan teknologi.